Saturday, February 25, 2017

Wednesday, May 2, 2012

"Papa, Kembalikan Tangan Ita..."

Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman dan pelajaran dalam rumah tangga. Seorang ibu patut juga menghalangi perbuatan suami memukul. Khususnya pada anak-anak yang masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Mengajar dengan cara memukul bukanlah cara terbaik, mungkin sudah sampai waktunya untuk pelajaran budi pekerti untuk mempraktekkan konsep "Time Out” jika anak-anak berbuat salah.



Begini kisah nyatanya :
Sepasang suami istri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak untuk diasuh pembantu rumah tangga ketika mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Sendirian di rumah, dia sering dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja. Dia bermain di luar rumah. Dia bermain ayunan, berayun-ayun di atas ayunan yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga matahari, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena ada perayaan Thaipusam sehingga jalanan macet. Setelah penuh coretan yang sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu.

Selepas pulang kerja malam itu, terkejutlah ayah dan ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini ?” si pembantu yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Tak tahu…!” “Kamu di rumah sepanjang hari, apa saja yang kau lakukan ?” hardik si istri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata, “Ita yang membuat itu papa…. cantik kan ?” katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa.

Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga sepatu di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah tangga terkejut, tidak tahu harus berbuat apa ?. Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah diikuti si ibu, si pembantu menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantunya.

Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu pun mengadu kepada majikannya. “Oleskan obat saja…!” jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu. “Ita demam…” jawap pembantunya ringkas. ”Kasih minum panadol”, jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantunya, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke Klinik. Jam 5.00 kita berangkat” kata majikannya itu.

Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke Rumah Sakit Besar karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan…” katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena luka yang terjadi sudah terlalu parah. “Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah” kata dokter. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak dengan perasaan hancur menandatangani surat persetujuan operasi.

Keluar dari kamar operasi, sesudah efek obat bius yang suntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga terheran-heran melihat kedua tangannya terbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Papa… Mama… Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tidak mau dipukul papa. Ita tidak mau jahat. Ita sayang papa… sayang mama.” katanya berulang kali membuat si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Ita juga sayang Kak Narti…” katanya memandang wajah si pembantu, sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris. “Papa… kembalikan tangan Ita. Untuk apa diambil…? Ita janji tidak akan mengulanginya lagi…! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti ? Bagaimana Ita mau bermain nanti ? Ita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi,” katanya berulang-ulang. Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.


Thursday, February 9, 2012

Ibu Adalah Pembohong



Seorang ibu dalam hidupnya membuat kebohongan.

1. Saat makan, jika makanan kurang, Ia akan memberikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, "Cepatlah makan, ibu tidak lapar."

2. Waktu makan, Ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, "ibu tidak suka daging, makanlah, nak.."

3. Tengah malam saat dia sedang menjaga anaknya yang sakit, Ia berkata,
"Istirahatlah nak, ibu masih belum ngantuk.."

4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, "Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang."

5. Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar, Ia lantas berkata, "Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tinggal di sana."

6. Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, tetapi ibu masih bisa tersenyum sambil berkata, "Jangan menangis, ibu tidak apa apa." Ini adalah kebohongan terakhir yang dibuat ibu.

Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, ibu slalu menganggap kita anak kecilnya, mengkhawatirkan diri kita tapi tidak pernah membiarkan kita mengkhawatirkan dirinya.

Semoga semua anak di dunia ini bisa menghargai setiap kebohongan seorang ibu.... Karena beliaulah malaikat nyata yang dikirim TUHAN untuk menjaga kita (Love U Mom)

Aku kirim cuma pengen Ibuku tahu aku cinta sama mama

Berbahagialah orang-orang yang memiliki Ibu dan bahagiakanlah Ibumu selagi sempat.

Wednesday, December 14, 2011

Wanita Yang Memesan Tempat Di Neraka




Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapimereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.

“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!

Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya. Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat. Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk. Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah. Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya. Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar, mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana?

Wallahu a’lam...

Semoga Jadi Renungan bagi kita semua.

Sunday, June 26, 2011

Narsis Itu Pertanda Diri Mengalami Gangguan Mental



Istilah narsis lebih sering diartikan sebagai orang yang 'gila foto' dan membanggakan diri sendiri. Padahal, narsis merupakan salah satu penyakit mental atau gangguan psikologis. Kenapa orang bisa menjadi narsis?

Narsis atau yang dalam istilah ilmiah disebut Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan psikologis ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi.

Narsis termasuk salah satu dari tipe penyakit kepribadian. Seseorang yang menderita gangguan narsis biasanya diiringi juga dengan pribadi yang emosional, lebih banyak berpura-pura, antisosial dan terlalu mendramatisir sesuatu.

Namun, di balik topeng kepercayaan diri yang tinggi terdapat sebuah harga diri yang rapuh dan sensitif terhadap setiap kritik kecil. Hal ini terjadi dengan sendirinya dan jika gangguan ini begitu kuat sehingga mengasingkan seseorang dari masyarakat, maka perlu mengambil langkah-langkah penyembuhan, seperti melakukan psikoterapi.

Narsisme lebih mungkin terjadi pada usia muda dan mungkin disebabkan karena pendidikan yang 'tidak sehat', contohnya orangtua yang terlalu memanjakan anaknya. Anak yang selalu dimanja dan mendapat banyak perhatian, cenderung mengharapkan perhatian yang sama di kemudian hari, seperti dilansir Healthmad, Sabtu (25/6/2011).

Penyebab lain yaitu sikap terlalu diabaikan atau pelecehan saat masih usia anak-anak. Seseorang yang terabaikan di masa kecil dapat berubah yang akhirnya mencoba 'menangkap' perhatian yang dulu tak diperolehnya. Kebutuhan akan perhatian ini akhirnya bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan narsisme.

Faktor lain adalah karena efek perubahan kesuksesan atau transient effect of success. Sebagai contoh, seorang gadis muda dan sangat cantik mendapat banyak perhatian karena kecantikannya. Namun setelah 20 tahun kemudian, kecantikannya telah memudar dan tidak mendapatkan perhatian yang sama dari orang-orang disekitarnya.

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders serta American Psychiatric Association menyebutkan beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis, diantaranya :

Mementingkan diri sendiri, melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki, berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.
Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang keberhasilan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.
Percaya bahwa dirinya sangat spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki status tinggi.
Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu
Memiliki keinginan untuk diberi julukan tertentu
Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya
Tidak memiliki perasaan empati terhadap sesama
Selalu merasa iri hati dengan keberhasilan orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri padanya
Menunjukkan sifat arogan dan merendahkan orang lain
Mudah terluka, emosional dan memiliki pribadi yang lemah.

Monday, May 9, 2011

Potret Jujur Pasangan Suami - Istri



Potret jujur pasangan suami - istri Sebelum Menikah :

Cowok : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama
Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi ?
Cowok : Tentu Tidak!!Jangan pernah kau berpikiran seperti itu
Cewek : Apakah Kau mencintaiku ??
Cowok : Tentu !! Selamanya akan tetap begitu
Cewek : Apakah kau pernah selingkuh ??
Cowok : Amit-amit, nggak !! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu
Cewek : Maukah kau menciumku ??
Cowok : Ya
Cewek : Sayangku.......

(Sesudah 10 tahun nikah, tinggal baca terbalik dari bawah ke atas. Selamat mencoba)